tag:blogger.com,1999:blog-90081624568558398422024-02-19T04:20:16.673-08:00de' SugiAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.comBlogger25125tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-18226472291942126242015-09-25T13:46:00.002-07:002015-09-30T06:38:36.632-07:00Harapanku dan Masalahku<div style="text-align: justify;">
Setiap mahluk hidup tidak akan lepas dari masalah, masalah ini ada karena adanya harapan-harapan dari setiap individu. Hubungan yang sudah diawali dengan masalah, belum tentu selamanya bermasalah. Tetapi, bukan berarti hubungan yang tidak ada masalah alias baik-baik saja akan tetap tidak akan masalah, kita selalu berharap tidak, tapi bisa saja akan timbul masalah dikemudian hari.</div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Harapan...</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Harapan</b><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> atau </span><b style="color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">asa</b><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang.(wikipedia) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white;"></span><br /></div>
<a name='more'></a><div style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
Bukan seseorang yang banyak memiliki harapan, karena menghindari kekecewaan yang berlebih. Walau pun ternyata tidak masalah besar atau kecil harapan itu. Bila berbeda sedikit saja akan menimbulkan masalah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kira-kira beginilah harapan manisku...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;">1. Bisa merasa nyaman, dengan adanya keterbukaan, saling menyayangi, memperhatikan, mendukung, saling mengisi dan bekerjasama bersama dalam satu keluarga.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;">2. Berkreasi dengan terbuka tanpa rasa khawatir dengan apa yang terjadi, selama menjalankannya benar dengan niat baik.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;">3. Mendampingi anak-anak berkegiatan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;">4. Melakukan hal-hal yang disukai dan menjadi expert disana, bisa menjadi modal kehidupan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;">5. Melakukan investasi-investasi bisnis sesuai kemampuan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;">6. Selalu berusaha menggunakan fasilitas yang ada, dan berkomitmen dengan penggunaan fasilitas tersebut untuk menjadikan semakin besar dan bertambah.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
Kelihatannya masalah sepele, karena seperti kesederhanaan yang channy harapkan. Tapi pelaksanaannya tidaklah muda, walau hanya untuk suatu kesederhanaan.<br />
<br />
Jadi apa itu Masalah?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;"><b>Masalah</b>...</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;">Menurut Robert K. Merton mengartikan Masalah sebagai "Ketidak sesuaian yang signigikan dan tidak diinginkan" antara standar kebersamaan dan kondisi nyata.(teddywirawan.blogspot.com)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;"><br /></span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b style="color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">Masalah</b><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> (</span><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Inggris" style="background-image: none; color: #0b0080; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" title="Bahasa Inggris">bahasa Inggris</a><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">: </span><span lang="en" style="color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;" xml:lang="en"><i>problem</i></span><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">) kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber dari hubungan antara dua </span><a class="new" href="https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Faktor&action=edit&redlink=1" style="background-image: none; color: #a55858; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px; text-decoration: none;" title="Faktor (halaman belum tersedia)">faktor</a><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> atau lebih yang menghasilkan situasi yang membingungkan.</span><sup class="reference" id="cite_ref-1" style="color: #252525; font-family: sans-serif; line-height: 1em; unicode-bidi: -webkit-isolate;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah#cite_note-1" style="background-image: none; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0b0080; text-decoration: none;">[1]</a></sup><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> Masalah biasanya dianggap sebagai suatu keadaan yang harus diselesaikan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<sup class="reference" id="cite_ref-2" style="color: #252525; font-family: sans-serif; line-height: 1em; unicode-bidi: -webkit-isolate;"><a href="https://id.wikipedia.org/wiki/Masalah#cite_note-2" style="background-image: none; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; color: #0b0080; text-decoration: none;">[2]</a></sup><span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"> Umumnya masalah disadari "ada" saat seorang individu menyadari keadaan yang ia hadapi tidak sesuai dengan keadaan yang diinginkan. (wikipedia)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">1. Ada rasa takut untuk mengungkapkan pendapat.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">2. Bukan rasa takut yang berlebih, tapi rasa takut tidak bisa menghadirkan kesederhanaan itu dihadapan anak-anak.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">3. Menutup diri untuk segala hal yang seharusnya dibicarakan. Karena merasa lelah dengan jawaban yang pasti hanya akan bilang terserah. Yang artinya bisa baik atau tidak baik.</span><br />
<span style="background-color: white; color: #252525; font-family: sans-serif; font-size: 14px; line-height: 22px;">4. Komunikasi yang sangat tidak lancar menimbulkan persepsi-persepsi yang tidak realistis lagi.</span><br />
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;">5. Mencari pelarian dari setiap persoalan yang terjadi dan tidak mencari solusi dari setiap masalah.</span></span><br />
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;"><br /></span></span>
<span style="color: #252525; font-family: sans-serif;"><span style="background-color: white; font-size: 14px; line-height: 22px;">Dari kondisi saat ini, channy hanya berharap bahwa masing-masing bisa berfikir jernih apa yang terbaik terutama buat anak-anak. Karena mau bagaimana, tanggung jawab untuk membesarkan mereka adalah tanggung jawab bersama. </span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-8245017518205345972015-09-14T19:57:00.000-07:002015-09-30T06:39:01.231-07:00Surat Untuk Suamiku, Papa Beb...Sayang,<br />
Sudah hampir 3 bulan lamanya kau pergi meninggalkan rumah<br />
Tak berubah sedikit pun keyakinan diri akan janji yang telah kita ucapkan bersama dihadapan Tuhan<br />
Walau hati ini luka dan marah atas sikap dan perbuatanmu<br />
Tetap hati ini seperti tau apa yang kau rasakan<br />
<br />
Ingat kau pegang tanganku...<br />
Saat pertama kali kita menginjakkan kaki kembali diBali,<br />
Setelah badai besar menimpa kita ditahun lalu?<br />
Kau meminta maaf, dan kita berjanji akan akan menjalani semua Fresh dari awal<br />
Anak-anak pun memberi kita waktu untuk memperbaiki waktu kita berdua<br />
Ingatkah kamu... tidak mudah khan kita menjalaninya?<br />
<br />
<a name='more'></a><br /><br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh24IvryppUKqqXrU4whICjJ31RkM_gWH_oDtZfa4UGQ42pBFP7dT5bffJB5NqmxSlpUWGkmKMsKmLqvKWW8degMNCj9aD_vif5huF__dDJzWBYSe7Zp2VAHRcU89IfKM72HgeTs1-rihgT/s1600/image3.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh24IvryppUKqqXrU4whICjJ31RkM_gWH_oDtZfa4UGQ42pBFP7dT5bffJB5NqmxSlpUWGkmKMsKmLqvKWW8degMNCj9aD_vif5huF__dDJzWBYSe7Zp2VAHRcU89IfKM72HgeTs1-rihgT/s200/image3.JPG" width="198" /></a></div>
Banyak hal yang terjadi saat itu,<br />
Dari masalah cherry sampai masalah pribadi kita berdua<br />
Tidak kah kau lihat apa yang kita korbankan saat itu<br />
Tidak kah kau ingat apa yang ku katakan saat itu<br />
Semua karena aku "seperti" tau isi hatimu<br />
Walau, di depan mataku semua itu seperti tidak terbukti sama sekali<br />
<br />
Kemanakah seseorang yang ada dihatiku<br />
Kemanakah seseorang yang ku percaya pernah memberikan kenyamanan dalam hidupku<br />
Kenapa semua itu hilang?<br />
<br />
Orang yang selalu mendampingi dan mensupportku dalam mendidik dan membesarkan anak-anak, menjadi diriku sendiri dengan segala kekhawatiranku<br />
Dimanakah orang yang sangat mencintai dan menyayangi anak-anaknya lebih dari segala-galanya<br />
Lebih dari sekedar MATERI???<br />
<br />
Apakah ini yang kau cari sekarang?<br />
Materi yang ada didunia?<br />
Untuk suatu kebahagiaan semu, agar orang memandang kita?<br />
Sehingga kau terus mengabaikan semua perkataanku untuk mengingatkan kembali<br />
Janji kita sehidup semati, menjalani rumah tangga ini dalam apa adanya?<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixwYW80E-RFEJ2iyujleMSPH8iYJByE9fQUFfKsSbVJupc7fhmoejCZ5QhgOaJAfvrQaLO_D1RBfpC0usn7q4us699bC7CSeFjnIexf_EwhXDEWfNSUGax6DV3V11N9NGFKl8xtjvZmBOK/s1600/image2.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="120" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEixwYW80E-RFEJ2iyujleMSPH8iYJByE9fQUFfKsSbVJupc7fhmoejCZ5QhgOaJAfvrQaLO_D1RBfpC0usn7q4us699bC7CSeFjnIexf_EwhXDEWfNSUGax6DV3V11N9NGFKl8xtjvZmBOK/s200/image2.JPG" width="200" /></a></div>
Sudahkah semua berubah?<br />
Sejak kejayaan itu kau rasakan beberapa waktu tahun yang lalu.<br />
Yang membuatmu lupa semua yang kau ucapkan,<br />
Yang hanya akan memanfaatkan apa yang ada pada kita<br />
Tanpa bergantung pada siapapun, merepotkan siapapun...<br />
Semua itu... Berubah...<br />
<br />
Ku diam bukan karena tidak perduli<br />
Ku diam karena hati ini mengobati luka baru<br />
Ku diam karena aku bingung, kemana arah nahkodaku membawa ku pergi<br />
Aku bagaikan kapal tanpa nahkoda<br />
Aku sendiri ditengah badai besar ditengah lautan luas<br />
<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPYConPq8Rp28aDq1OR0hSisOC22yRxNYt33ppV-4jdPK17Ziq5pFcDlhyH5KAKpgUDJFX0-VmJEshYJQQoQw29XW1qpAf4IwAQqtcQiBv6bHt0gtK0jhD8exBdv2lgUXiauNulM34JXV5/s1600/image1-2.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="178" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiPYConPq8Rp28aDq1OR0hSisOC22yRxNYt33ppV-4jdPK17Ziq5pFcDlhyH5KAKpgUDJFX0-VmJEshYJQQoQw29XW1qpAf4IwAQqtcQiBv6bHt0gtK0jhD8exBdv2lgUXiauNulM34JXV5/s200/image1-2.JPG" width="200" /></a>Tapi aku sadari...<br />
Semua ini bukan sepenuhnya kesalahanmu<br />
Pasti aku pun ikut berperan didalamnya<br />
Maafkan aku...<br />
Karena aku belum bisa menemukan cara mendekatimu...<br />
Yang ada hanya menghindari mu setiap saat berpapasan dengan mu...<br />
Sempat terpikir apakah aku memilih Kapal yang salah...<br />
Tapi hati ini tetap menjawab TIDAK...<br />
Karena aku tau isi hatimu... Hanya perawakan yang berbeda...<br />
<br />
Hilangkan rasa malu dan gengsi mu...<br />
Karena ku tau hatimu tidak seperti ini...<br />
Dasarku merima pinangan mu dulu...<br />
<br />
Ku terima dengan hati terbuka perpisahan sementara ini<br />
Ku jadikan waktu ini untuk ku mencari apa yang hilang dalam diri, yang dulu kau puja...<br />
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdlJQLSe5pGR2kr0ldxeWfBkKbXazISnDXH1EF_Exm7KzcNYMQRAhVxeQHmjROMhng1mtpfbWa2NRsvHBmareh0a1YLWlSezqaCOGLGe7sjbYgIbGdxHbZnTchW4zPbnqR8WyT96FBHUoc/s1600/image1.JPG" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" height="183" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjdlJQLSe5pGR2kr0ldxeWfBkKbXazISnDXH1EF_Exm7KzcNYMQRAhVxeQHmjROMhng1mtpfbWa2NRsvHBmareh0a1YLWlSezqaCOGLGe7sjbYgIbGdxHbZnTchW4zPbnqR8WyT96FBHUoc/s320/image1.JPG" width="320" /></a>Sehingga mengejarku pulang untuk mendapatkan ku dipelukanmu...<br />
Ingatkah saat-saat itu? Sudah lupakah rasa itu?<br />
<br />
Kali ini aku memberikan kesempatan kepada mu untuk mencari apa yang kau mau lakukan...<br />
Segeralah kembali sayang...<br />
Aku menunggu kehadiran Suamiku yang lembut hati itu pulang...<br />
Juga anak-anak sangat merindukanmu...<br />
Anak-anak yang kau cintai...<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-83807464318327088082015-09-13T09:27:00.000-07:002015-09-14T16:30:46.081-07:00Nilai-Nilai dalam Pendidikan Berbasis Keluarga "Apa itu Homeschooling Bag 2"<div style="text-align: justify;">
Dalam keluarga pada dasarnya memiliki nilai-nilai moral dan aturan yang menjadi essensi dalam suatu keluarga, yang terbentuk sejak sebuah janji pernikahan itu diucapkan. Sehidup semati dalam suka dan duka, begitu intinya. Dalam menjalankannya pun, memerlukan perjuangan yang luar biasa untuk mempersatukan dua insan yang memiliki dua latar belakang yang berbeda. Dimana harus ada <i>effort</i> yang luar bisa dari kedua belah pihak untuk bisa sama-sama berusaha untuk dapat menyelesaikan setiap permasalahan dalam rumah tangga. Baik masalah pribadi sampai ekonomi, dan bila sudah ada anak ya... pastinya bagaimana mendidik dan membesarkan anak dibicarakan bersama. Kata kuncinya terbuka, saling memahami dan percaya, untuk menghindari perpecahan dan pergeseran nilai-nilai yang menjadi dasar pernikahan.<br />
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam tulisan saya kali ini, saya hanya berusaha untuk men-<i>share-</i>kan apa yang saya lakukan dalam beberapa bulan terakhir terhadap anak-anak untuk memperbaiki juga meminta maaf sebagai bentuk introspeksi diri. Dimana kehidupan saya dan anak-anak sebagai keluarga Pendidikan Berbasis Keluarga (PBK) atau homeschooling, berbeda dengan kebanyakan keluarga PBK lainnya. Kalau pun ada, amat sangat mungkin berbeda dengan saya dan anak-anak dalam menjalani prosesnya karena <i>Keunikan </i>setiap keluarga itu sendiri. Sehingga saya lebih ingin menulis bagaimana dan apa yang saya lakukan untuk membenahi diri, sehingga gesekan akibat pergeseran itu tidak berdampak negatif terhadap anak-anak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf12mQkTImLw3Mo5pINgtbM4RIXD2ZoN0vE0U14Mjax6LW5OkpPbGwAK3AOCemn3uj79hY_2z8Hw8z-sAyPloLgScQpwBF9eo7w2JfNA_g5ovJuQTDnIAJ4jad27QP5_rnQxNtFvFdQh-O/s1600/13.+Mudah+menyerah+dan+pasrah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgf12mQkTImLw3Mo5pINgtbM4RIXD2ZoN0vE0U14Mjax6LW5OkpPbGwAK3AOCemn3uj79hY_2z8Hw8z-sAyPloLgScQpwBF9eo7w2JfNA_g5ovJuQTDnIAJ4jad27QP5_rnQxNtFvFdQh-O/s320/13.+Mudah+menyerah+dan+pasrah.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">totokwow.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b>Bilamana Perubahan Nilai itu Terjadi</b><br />
<b><br /></b>
Pergeseran dalam setiap keluarga itu sebenarnya bukan suatu masalah, karena dunia pun selalu berputar, berharap selalu ke arah yang lebih baik. Tapi bila yang terjadi sebaliknya apa yang bisa kita lakukan?<br />
<br />
<b style="font-style: italic;">Idealnya... </b>Bila terjadi pergeseran nilai-nilai, tindakan yang dilakukan adalah membicarakan dan ditangani dengan baik oleh pasangan, baik suami mapun istri. Tentunya dengan komunikasi yang baik, akan ada titik tengah dalam mengatasi suatu permasalahan yang dihadapi dan dibutuhkan ke-Ikhlas-an untuk dapat memberi dan menerima perbedaan pendapat dan menciptakan kesempatan dalam mengatasi pergeseran nilai tersebut. Ya seperti <i>test trial and error</i> gitulah dan terus berkomunikasi bila <i>error </i>itu masih ada. Hal ini justru menjadi suatu pembelajaran untuk sama-sama saling memahami karakter pasangan lebih dalam lagi, menerima perubahan-perubahan yang ada dan pada akhirnya sama-sama mencoba memperbaiki diri sehingga hal yang sama tidak terulang lagi. Inti penting dari penyelesaian masalah ini adalah, <i>KOMUNIKASI </i>yang harus dilakukan oleh pasangan secara rutin berdua. Bila masalah komunikasi antar pasangan itu sudah sulit dilakukan pastinya yang terjadi hanyak hal yang menimbulkan kebingungan pada anak, melihat cara dan pola didik kedua orang tuanya berbeda. Tentunya hal ini berdampak tidak baik, anak-anak akan lebih memilih yang enak dan gampangnya saja. Hal ini yang merupakan masalah besar dalam Pendidikan Berbasis Keluarga (PBK)/Homeschooling.<br />
<br />
<b>Introspeksi Diri</b><br />
<br />
Kondisi seperti diatas secara global yang terjadi pada keluarga kami. Yang terjadi anak-anak cenderung memilih cari jalan yang paling mudah dan paling gampang saja. Kenapa? Ya karena orang tua sendiri yang menyediakan pilihan itu.<br />
<br />
Ingat..! Anak-anak itu pintar. Mereka memiliki kemampuan yang sama dengan kita yang dewasa, dapat memilih jalan yang termudah dan terpraktis. Bukannya ingin buat susah mereka ya, tapi bagi saya agak sedikit mendidik anak untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan agak perlu perjuangan sehingga anak sudah mulai terbiasa dengan berusaha sebelum mendapatkan apa yang diinginkannya. Memberikan edukasi tentang bagaimana memiliki keinginan itu, bagaimana memanage hatinya sehingga keinginan itu terseleksi dengan baik dan menghasilkan pilihan yang betul-betul memuaskan hatinya dan dampaknya setiap apa yang dipilihnya akan menjadi suatu yang bermanfaat buat anak-anak. Hal ini sudah kami biasakan sehingga tidak menjadi masalah dalam memanage nya, akan tetapi... yang terjadi anak-anak menemukan cara yang lain dalam mendapatkan keinginannya itu. Ya... ngumpet-ngumpet... Diam-diam beli permen... sehingga beberapa hari lalu kakak dan kay panas, dede tiba-tiba jadi sering sakit gigi begitu di cek bolongnya dalam. Coba bagaimana perasaan saya? Seperti ada yang hilang... kurang apa saya setiap saat bersama mereka masih ada kecolongan seperti ini...<br />
<br />
Mungkin hal ini hal sepele, tapi bagi saya, bila saya tidak menyikapinya segera akan berdampak buruk untuk masa depan anak-anak saya. Dan bagi anak-anak saya, untuk saat ini menerima konsekuensi dari suatu tindakan manjadi poin pembelajaran. Haduuuuh... prosesnya itu lho... Pasti tau khan rasanya kalau anak lagi rewel gak jelas... Dan ini 5 kali lipat rasanya itu, dengan beban yang bukan dari masalah yang ditangisi anak membuat aku beberapa kali tantrum...<br />
<br />
Ya, saya akui... Sekali terjadi didepan anak-anak, setelah reda, aku ingatkan anak-anak untuk lari ke kamar menjauhi saya bila saya lupa mengingatkan mereka saya sedang emosional berat... Tapi puji Tuhan, kalau saat emosi saya masih sempat mengingatkan anak-anak dan anak-anak mengikuti instruksi saya... Dan yang saya lakukan hanya menutup muka saya dengan bantal sekeras mungkin sehingga teriakan saya dan tangisan saya tidak terdengar oleh anak-anak...<br />
<br />
<i><b>Karena sudah terjadi, </b></i><br />
Istilah kebanyakan orang pakai "Nasi sudah jadi bubur..." tapi ada kelanjutannya lho... "Bubur Ayam juga gak kalah enaknya untuk santapan harian..." Sedangkan pada kebanyakan Bubur menjadi santapan utama kebanyakan orang dalam kondisi tidak enak badan, karena banyak membantu proses pemulihan... Dan bubur ayam adalah salah satu makanan favorit kami...<br />
<br />
Filosofi "Bubur Ayam" ini memotifasi dan membuat saya tetap optimis untuk memperbaiki sedikit demi sedikit apa yang bisa saya perbaiki dalam kondisi yang sulit ini... Dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan luar biasa bagi saya, untuk dapat menjalani hari-hari saya bersama anak-anak... Sehingga saya harus memperbaiki diri, dan keluar dari semua ketakutan dalam diri untuk bisa memperbaiki semua ini...<br />
<br />
<b><i>Terkesan EGOIS</i></b><br />
Dalam melakukan proses perbaikan diri, yang timbul adalah kesan egois pada diri saya. Karena saya hanya ingin melakuan yang saya anggap itu baik untuk saya dan anak-anak. Yang awalnya merasakan kekhawatiran yang mendalam, memberikan kenyamanan bagi diri saya, dan dampaknya saya <i>relax </i>menjalani hari-hari saya. Yang teraplikasi ke anak-anak malah jadi baik, anak-anak semakin terbuka, dan dekat rasanya. Ya, saya hanya memproteksi apa yang saya percaya, baik buruk itu terserah penilaian masing-masing. Bagi saya, inilah jalan yang bisa saya tempuh untuk memperbaiki semua.<br />
<br />
"Have Courage and Be Kind" - Cinderella Story.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-75568342048451715942015-09-04T10:03:00.000-07:002015-09-04T22:06:01.040-07:00Melalui Masa Krisis Keluarga PBK Independen Tunggal<div style="text-align: justify;">
Jujur saya bukan orang baik, saya hanya seorang ibu yang ingin kebahagiaan untuk anak-anaknya. Merubah sesuatu yang menyakitkan terasa sangat tidak mungkin untuk dilakukan seperti semudah membalikkan telapak tangan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIo8QzKFinbsTrDeoExABmqkP_EkBg18pgkJPSUmDozekGrMivo8eDRSjWPdFJJbxM-ozsp3-pQ4Aws8kqELMvHY1rSMQOaaKUpvcnnN4RBHrBCu6Yy2WwlkFADeGSDolJeXBfHXOW8Grh/s1600/statik.tempo.co.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="113" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIo8QzKFinbsTrDeoExABmqkP_EkBg18pgkJPSUmDozekGrMivo8eDRSjWPdFJJbxM-ozsp3-pQ4Aws8kqELMvHY1rSMQOaaKUpvcnnN4RBHrBCu6Yy2WwlkFADeGSDolJeXBfHXOW8Grh/s200/statik.tempo.co.jpeg" width="200" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">http://pemilu.tempo.co</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Pasca kepergian suami tanpa pesan dan kabar, karena sudah kali kedua terjadi, membuatku lebih tegar dan membutuhkan waktu cukup untuk bangkit dan memperjuangkan yang masih bisa diselamatkan terutama hati dan kebahagiaan anak-anak. Tetap masa krisis itu ada, rasa sakit dan marah akan sikapnya yang sangat tidak dapat dibenarkan membuatku sangat terpukul. Dalam masa krisis itu yang kulakukan adalah meminta maaf terutama pada diri sendiri, itu yang paling utama baru setelah itu saya meminta maaf dan pendekatan ke anak-anak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a>Perlu diingat, bahwa anak itu memiliki ikatan batin yang dekat dengan ibu nya. Jadi saat hati lagi galau itu, anak-anak jadi agak sulit sekali diajak kerjasama. Jadi aku memilih untuk memberikan kebebasan yang bertanggung jawab kepada anak-anak untuk melakukan tugas rutinitas mereka dengan mengatur sendiri kapan dan bagaimana mereka mengerjakannya. Saya hanya memberikan rambu-rambu yang boleh mereka lakukan. Dan itu terjadi dalam 2 bulan masa krisis kami. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di minggu-minggu terakhir masa krisis, bergantian saya dan ketiga anak-anak mengalami gangguan kesehatan. Entah karena perubahan cuaca yang terjadi atau memang kondisi kesehatan kami yang ditambah beban psikologis dan moril yang berat menjadi semakin memperburuk. Untuk itu kami memutuskan untuk diam dirumah, dan menata hari-hari kami dari rumah. Termasuk masalah ekonomi seminimal mungkin saya melakukannya dari rumah. Menyiapkan makanan sesegar dan sesehat mungkin yang bisa saya berikan, melakukan pekerjaan rumah yang bisa kami lakukan, walau tidak se-<i>perfect</i> villa atau hotel bintang lima. Paling tidak kami menikmati hari-hari kami. Terlihat anak-anak mulai ingin terlibat, satu per satu mengambil peranan dalam kegiatan hampir 3 minggu ini kami banyak berada di lingkungan rumah. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Baru diakhir bulan agustus, saya kembali menata rutinitas anak-anak dan memilah peran dan tanggung jawab rumah menurut minat masing-masing anak. Melibatkan anak-anak dalam proses pemilihan peran dan tugas yang ingin dilakukannya. Puji Tuhan minggu ini semua itu sudah secara otomatis dilakukan bersama-sama, tanpa ada saling iri, saling tunjuk, semua mulus... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Prosesnya <i><b>FAR kuadrat</b></i>... </div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Far</i>, </b>Jauh dari sempurna... Tapi...</div>
<div style="text-align: justify;">
<b>A</b><b style="font-style: italic;">ction, </b>tindakan dan perbuatan itu sudah ada... </div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Responsible,</i> </b>tanggung jawab mulai tumbuh... </div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Result</i>, </b>Hasilnya pasti akan membaik dari hari ke hari... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jujur apa yang saya lakukan ini benar atau tidak, baik atau buruk, sudah tidak bisa lagi diukur dengan aturan-aturan yang berlaku. Bagi saya untuk melihat ukuran kehidupan dalam situasi yang sangat sulit ini, tidak ada yang bisa dilakukan selain dengan ukuran <i><b>"Cinta Kasih"</b></i>. </div>
<div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-34956538821973239812015-09-03T07:54:00.000-07:002015-09-03T07:54:03.528-07:00Seperti Pelangi Sehabis Hujan<div style="text-align: justify;">
Harapan setiap insan manusia ingin memiliki kehidupan yang indah dan harmonis, tapi tidak bisa semua orang merasakan keharmonisan itu faktanya. Pada umumnya pasti saja ada yang dijadikan masalah, ya masalah hubungan dengan mertua, masalah ekononi keluarga, hubungan personal antara suami dan istri, sampai dengan masalah anak-anak, dan tidak ada yang bisa menghindar dari masalah itu. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijx_xVA0bbZd673wTtiPil-DO7QOUWYdQz6n4LmyltIUO0ubrxbHVBa9XWck_TynMQkm_b5N3NE2Q1J5T-pY-ACAwIdsLwM20gMDss1zU4LJl3aHWRvbIpY4o5iD4NR6JV3F0ulC4xtvno/s1600/BAxls7sCEAET1e8.jpg-large.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijx_xVA0bbZd673wTtiPil-DO7QOUWYdQz6n4LmyltIUO0ubrxbHVBa9XWck_TynMQkm_b5N3NE2Q1J5T-pY-ACAwIdsLwM20gMDss1zU4LJl3aHWRvbIpY4o5iD4NR6JV3F0ulC4xtvno/s320/BAxls7sCEAET1e8.jpg-large.jpeg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">http://twicsy.com/i/k7wKad</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Menepis ketakutan diri...</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><br /></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Suatu kenyataan hidup yang harus kembali saya dan anak-anak alami. Saat ini saya memberanikan diri untuk berbagi pengalaman, sebagai keluarga pendidikan berbasis keluarga (PBK) independen yang mengalami permasalahan keluarga yang mengakibatkan perpisahan, walau masih pisah rumah tanpa kabar berita. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masih menjadi suatu yang tabu atau memalukan untuk diungkapkan. Tetapi saya berpandangan sebaliknya, justru dengan berbagi saya merasakan anugrah berkat tak terhingga khususnya mempengaruhi saya dalam menemukan ketenangan mendampingi anak-anak. Dan mungkin juga bisa menjadi inspirasi bagi keluarga-keluarga lain yang mungkin merasa tulisan saya ini memberikan <a name='more'></a>gambaran tentang pendidikan berbasis keluarga tunggal yang tadinya independen aja sekarang benar-benar independen alisa orang tua tunggal<span style="background-color: #dddddd;">. </span>Saya hanya ingin berbagi, tanpa keharmonisan itu memang tidaklah sempurna. Paling tidak dalam ketidaksempurnaan itu, muncul sesuatu yang lebih baik dari kesempurnaan itu sendiri, yaitu <i>Keseimbangan Hidup</i> baik bagi saya juga pastinya buat ke-tiga anak-anak saya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i><br /></i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Bukan suatu yang mudah...</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tidaklah mudah untuk menjalaninya sendiri, dimana banyak permasalahan yang terbengkalai dan harus dibenahi karena situasi yang terjadi. Bertambahlah masalah menjadi masalah ekonomi. Yang saya lakukan hanya satu, menjaga ketenangan hati dan kebahagiaan anak-anak. Memindahkan usaha dari satu tempat ketempat yang lebih terjangkau secara fisik, membenahi rutinitas anak-anak, hal ini membutuhkan kesabaran dan ketenangan yang super extra dalam kondisi yang sangat rumit. Inilah tantanganku menciptakan keharmonisan didalam ketidakharmonisan keluarga tanpa mempengaruhi terlalu dalam lagi perkembangan tumbuh kembang anak-anak. Tapi saya meyakini, setiap masalah itu datang, tidak karena kita tidak mampu menghadapinya, justru sebaliknya. Anak-anak amat sangat dicintai-Nya sehingga dapat merasakan cobaan yang sangat berat diusianya yang sangat muda.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kini tersisa hanya, saya, seorang ibu yang masih memiliki harapan untuk bisa memperbaiki kerusakan-kerusakan yang telah terjadi dalam diri anak-anak. Luka yang ada dihatinya, yang tidak hanya cukup dengan kata maaf terucap dari bibir sang orang tua, dan menghapus seketika lukanya dan menerima kenyataan pahit. Mulut ini bisu seribu bahasa...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya percaya, harapan itu masih ada. Semangat itu masih ada dalam diri ini. Dan selama harapan dan semangat itu ada, Tuhan tidak buta. Saya pasti bisa mengurangi beban penderitaan anak-anak yang tersakiti. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dalam kesempatan ini pula, saya secara pribadi, memohon maaf kepada semua yang pernah merasa tersakiti dengan sikap saya, terutama juga terhadap suami yang saat ini entah dimana, "Maafkan Saya, istri yang tidak bisa memenuhi apa yang kamu minta. Carilah kebahagiaanmu... Saya dan anak-anak, saat ini dan seterusnya akan menjalani hidup yang sudah kita jalani hampir 11 tahun dan mungkin tidak kamu bisa terima..." </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tuhan mengasihi saya dan anak-anak seperti Pelangi Sehabis Hujan...</div>
<div style="text-align: justify;">
Kini aku berada dalam tutupan awan tebal, diderasnya hujan turun membasahi membersihkan diri...</div>
<div style="text-align: justify;">
Dibalik duka ku telah menanti, harta yang terindah dan abadi... Seperti pelangi sehabis hujan...</div>
<div style="text-align: justify;">
"Rohani:Pelangi Sehabis Hujan - Nikita"</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Amin...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Note:</i></b></div>
<div style="text-align: justify;">
Tulisan ini saya buat tanpa ada keinginan untuk menjelekkan atau menjatuhkan pihak-pihak manapun, termasuk suami saya sendiri. Saya hanya ingin menyampaikan pengalaman saya sebagai bentuk sharing, sehingga saya dapat menjadi diri saya sendiri, lepas enteng dari beban berat ini. Atau juga mungkin bisa pembelajaran bagi semua yang membaca, bahwa dalam kondisi apapun pendidikan berbasis keluarga (PBK) masih tetap bisa dilakukan. Justru saya dan anak-anak merasa bersyukur menjadi anak-anak Tuhan yang terpilih, dapat melakukan pendidikan berbasis keluarga secara independen tunggal dan tanpa perseteruan yang berarti yang dapat menghambat proses belajar anak-anak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Satu pinta saya, jangan kasihani kami, saya dan anak-anak saya... </div>
<div style="text-align: justify;">
Kami bukan orang yang patut dikasihani, kami masih merasa penuh dengan berkat dan kami masih memiliki keyakinan akan janji-janji Kasih Setia Nya yang tiada terhingga dan abadi... Amin..!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saya juga ingin menghimbau kepada pak suami, bila saja membaca, cuma satu pesan saya... </div>
<div style="text-align: justify;">
"Jagalah kebahagiaan yang ada walau jarak memisahkan tanpa kabar dan berita, belajarlah bertanggung jawab dengan perbuatan diri tanpa melibatkan saya dibelakangmu... Pintu rumah masih terbuka untukmu, saat dirimu sudah menemukan arti kata Ikhlas, Kasih dan Tanggung Jawab... Karena hanya itu yang ku punya saat ini untuk memperjuangkan masa depan anak-anak kita..."</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih untuk keluarga saya dan juga keluarga suami, juga orang-orang yang tidak bisa saya sebutkan disini, sekali lagi terima kasih banyak, sudah mau diam menjadi pendengar keluh kesah saya dan membiarkan saya melakukan ke-NEKAD-an saya saat ini. Hanya do'a dan peluang belajar yang saya minta darimu, buat JP Kevin (Kakak), Kayleen (KayKay) dan Kaithlyn (Dede). Supaya anak-anak ini menjadi anak yang kuat Lahir dan Bathin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Amin Amin Amin. </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-41005579687162916072015-06-12T02:12:00.000-07:002015-06-12T02:12:20.491-07:00Apa itu Homeschooling? Dari kacamataku...<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kata <i><b>Homeschooling</b></i> itu bahasa kerennya dari Pendidikan Berbasis Keluarga. </div>
<div style="text-align: justify;">
Memang kalau diartikan langsung <i>Home = Rumah,</i> <i>Schooling = Sekolah</i>, bila digabungkan jadi <i>Sekolah di Rumah</i>. Banyak juga yang mengartikan kata "Sekolah di Rumah" ini sebagai pendidikan yang ada disekolah bulat-bulat dibawa kerumah, bisa saja. Akan tetapi bagi channy hal ini sangat berat untuk dilakukan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa berat? </div>
<div style="text-align: justify;">
Ya karena kita bukan guru, kita adalah orang tua. Sekalipun orang tua yang berprofesi sebagai guru pun akan mengalami kesulitan untuk melakukan hal ini ke anak-anaknya, ini yang aku dengar dari beberapa teman praktisi yang berprofesi sebagai guru. Pasti berfikiran aneh khan, kenapa guru saja sulit melakukannya? Mungkin akan lebih mudah karena skill ilmunya sudah dipahami, akan tetapi dalam proses pelaksanaannya akan berat arena sistem dan pola pendidikan sekolah dan keluarga itu sudah jelas-jelas beda. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b>Jadi apa arti Homeschooling sebenarnya?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Home</i></b> yang diartikan Rumah dalam bahasa indonesia, bila kita cermati lebih dalam lagi siapa yang berada dirumah kita? Ayah, Ibu dan Anak, kalau di bali sini biasa ada Nenek dan kakek, juga om, tante, sepupu tinggal dalam satu rumah. <b><i>Schooling</i></b> dapat lebih diartikan sebagai tempat dimana melakukan proses belajar mengajar. Jadi bisa diartikan seperti ini, <i>suatu kelompok masyarakat yang memiliki hubungan persaudaraan/kandung/sedarah/pernikahan yang tinggal bersama dalam satu rumah, yang melakukan kegiatan bersama yang didalamnya ada unsur mendidik</i>. Inilah sebenarnya, kenapa di Bali ini sangat cocok untuk pendidikan berbasis keluarga. Karena budayanya yang sudah sangat mendukung untuk melakukan teori pendidikan berbasis keluarga. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah sudah paham belum? Hehehe...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi bila dapat di jabarkan lagi kira-kira sbb:</div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<ol>
<li>Homeschooling itu adalah Orang Tua yang mengajar anak-anaknya. </li>
<li>Tidak mendaftarkan diri kelembaga manapun untuk mendapatkan pendidikan. Akan tetapi, sah-sah saja untuk mendapatkan bantuan-bantuan dalam proses pendidikan dan pengajaran anak-anak. </li>
</ol>
Misalnya, Kakak ingin belajar alat musik piano. Karena kami tidak bisa main piano, ya kami carikan guru piano yang bisa mengajarkan kakak. Sekalipun mendapat bantuan guru-guru les mata pelajaran akademis seperti matematika, bahasa inggris, ilmu alam, dan ilmu-imu lainnya. Selama, memang anak senang dan bahagia. Materi dan penyampaian materinya pun juga mengikuti minat anak. Siapa yang tau benar tentang anaknya, kalau bukan orang tuanya sendiri bukan?<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nanti pasti bertanya lagi, Pakai kurikulum apa? Berapa biayanya? </div>
<div style="text-align: justify;">
Nah... Nah.... Nah... Ntar yaaaa dilanjutnya. Coba pelan-pelan nanti Channy sharing lagi ya dalam tulisan selanjutnya. Sebagai bagian dari proses belajar Channy belajar menulis dan nge-blog. Akan tetapi sebagai catatan saja, bahwa semua akan menjadi lebih efektif dan efisien karena anak-anak senang dan bahagia mempelajarinya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Happy Learning!</div>
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-64780519564680060432015-06-11T00:03:00.000-07:002015-06-11T00:50:45.393-07:00Menentukan Bentuk Pendidikan Berbasis Keluarga<div style="text-align: justify;">
Sebenarnya masih ragu untuk men-<i>share</i> pengalaman kami dalam memilih bentuk pendidikan yang tepat buat ke-tiga buah hati kami. Dengan latar belakang dan hakikat setiap keluarga yang berbeda-beda, belum lagi bila memiliki anak lebih dari satu seperti kami, background pendidikan bukan guru, dan berbagai macam alasan yang menjadi penghalang. Untuk memikirkan pola yang tepat bagi anak , memikirkan satu anak saja sudah membutuhkan kesabaran yang luar biasa, bagaimana lebih dari satu ya? Dengan memahami bahwa setiap anak memiliki keunikan dan kelebihannya sendiri-sendiri akan terasa sangat berat, bila kita masih memiliki konsep pemikiran persekolahan. Pastinya pusing tujuh keliling dan sudah pasti mundur teratur untuk terjun kedunia Pendidikan Berbasis Keluarga seperti kami. Xixixixixi...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bisa dibilang latar belakang kami memilih menjadi keluarga pendidik berbasis keluarga atau biasa dikenal dengan homeschooling, memang karena dorongan anak dan kondisi sekolah yang anak idamkan sangat diluar kemampuan kami dan menurut kami tidak realistis, dan itu pun masih ada yang tidak sesuai. Yak akhirnya terbuka juga khan, hahahaa... bukannya benci sama lembaganya lho ya. Memang ga masuk diakal saja persekolahan sekarang ini. Ditambah memang punya pengalaman kurang menyenangkan dimasa-masa sekolah dulu. Yah, mau bagaimana, mereka pasti punya aturan dan sistemnya sendiri untuk kepentingan lembaga yang jelas tidak bisa disamakan dengan kepentingan setiap keluarga, apalagi untuk keluarga seperti kami yang aneh... hahahaha... Pusing gak? Pastinya pusing banget khan...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi tidak usah takut, channy yakin sekali, bahwa semua keluarga lain jauh lebih siap dari pada channy yang memang pas-pasan disegala sisi. Yah, daya juangnya... ya ilmu pengetahuannya... apalagi kalau malasnya lagi kumat... Boleh dibuktikan deh ke mama papa ku tersayang... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah 3 tahun ini saja kami masih mencari bentuk atau konsep pendidikan yang tepat untuk keluarga kami, itu biasa terjadi dalam keluarga pendidik berbasis keluarga. Dan itu nikmatnya menjadi keluarga pendidik berbasis keluarga, bisa ngatur seenaknya sendiri dan sesuka hati yang penting hati happy. Hahaha... Terkesan buruk ya...? Pasti karena jelas makin tidak jelas, jelas makin buat orang bingung. Ya pastilah selanjutnya ada seleksi alam yang sangat luar biasa. Hanya butuh kesabaran dan keikhlasan hati untuk menghadapi semua yang datangnya dari luar.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nah, ini yang channy lakukan untuk bisa menentukan bentuk pendidikan berbasis keluarga bagi keluarga kami:</div>
<br />
<ol>
<li style="text-align: justify;">Tutup Kuping dari semua hal yang membuat pusing kepala, rasa takut dan lain -lain.</li>
<li style="text-align: justify;">Mencari komunitas-komunitas pendidikan berbasis keluarga nasional dan international, di facebook dll. Dan cari yang terdekat, siapa tau bisa bertemu itu lebih baik untuk sosialisasi anak.</li>
<li style="text-align: justify;">Memperkaya diri dengan berbagai ilmu yang dapat memberikan <i>Booster</i> positif bagi keluarga. Baik ikut seminar parenting, kegiatan keagamaan, komunitas-komunitas, apa saja... yang bisa memberikan peluang belajar bagi keluarga.</li>
<li style="text-align: justify;">Sedini mungkin menanamkan nilai-nilai dasar keluarga kepada anak-anak, untuk menumbuhkan minat belajar anak dan kemandirian belajar. Hal ini akan sangat mempermudah dalam proses belajar dalam keluarga pendidik berbasis keluarga.</li>
<li style="text-align: justify;">Mendampingi anak dalam setiap <i>Mode-On</i> nya muncul. Ini yang susah-susah gampang. Melihat kebiasaan keluarga kami yang banyak bertemu orang dan hampir 1/2 hari ada di tempat usaha.</li>
<li style="text-align: justify;">Dengan melakukan hal-hal diatas, membuatku bisa melihat masing-masing potensi anak dan menentukan bentuk pendididkan seperti apa yang pas untuk anak-anak. </li>
</ol>
<div style="text-align: justify;">
<b>Apa saja yang harus dipersiapkan?</b></div>
<div style="text-align: justify;">
Hanya keikhlasan dan kesabaran yang tulus, serta kasih sayang yang berlimpah menyadari bahwa anak-anak titipanNya adalah suatu yang utuh dan unik dengan talentanya yang luar biasa tanpa satu kurang apapun. Sehingga kita bisa dengan sadar hati penuh, dapat membimbing anak-anak kita sebaik mungkin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div>
Jangan lupa kalau setiap keluarga itu unik, jadi Don't Worry Be Happy... kata Bob Marley.<br />
Selamat Mencoba and Welcome to Dunia belajar tanpa batas...</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-58783534319348700392015-06-04T02:25:00.000-07:002015-06-04T02:25:08.871-07:00Lagu Ciptaan JP Kevin<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSsg_iLrK6rjxpqn6cHWYeg92-r95SRpN_YZrkykJ_q3V4JGlz28OCD7eWVkdOySiS5XSyFn0Rz3HcVBuEGmJCv9L0fk3hRpA2MpxBaZQNyD7aRRirG2iQkpRvMFNlpCI26vbE6AA6vhVG/s1600/1472909_1401457420161714_9169018402120875949_n.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img alt="#SmaiLiBali #KlubMelali #homeschoolbali #homeschoolingbali " border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgSsg_iLrK6rjxpqn6cHWYeg92-r95SRpN_YZrkykJ_q3V4JGlz28OCD7eWVkdOySiS5XSyFn0Rz3HcVBuEGmJCv9L0fk3hRpA2MpxBaZQNyD7aRRirG2iQkpRvMFNlpCI26vbE6AA6vhVG/s320/1472909_1401457420161714_9169018402120875949_n.jpg" title="Semeton deSugi Bali" width="240" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba-tiba kakak mengeluh sakit kepala, ku minta kakak beristirahat karena kami sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat kakak akan beraktifitas. Lupa apa, yang jelas sudah hampir sebulan penuh waktu itu kuingat, kegiatan keluar kami cukup padat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kakak bilang bukan sakit kepala biasa, seperti ada suara dan musik dikepalanya yang sulit kakak keluarkan. Tersenyumlah aku dibuatnya. Ku berikan gadgetku pada kakak, ku minta kakak merekam suara dan musik yang ada dikepalanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Proses pembuatan lagu tidak lama, hanya memakan waktu 30 menit dari lokasi toko sampai ketempat kakak beraktifitas. Tidak sekali jadi juga, karena melalui proses pemilihan nada oleh kedua adik perempuannya. Tahap selanjutnya, kakak mau buat tangga nadanya mam. Jadilah, waktu itu kakak mengajukan kelas tambahan ke guru piano nya untuk membantunya mencari not balok lagu <a href="http://satoesuara.blogspot.com/" target="_blank"><i>"Ulat Sutra"</i></a> nya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Senangnya melihat proses pembuatan lagu kakak yang spontan walau tidak sempurna, tapi buatku itu sudah suatu yang luar biasa. Dan menjadi suatu pacuan untuk bisa mengeluarkan <a href="http://satoesuara.blogspot.com/" target="_blank"><i>Satoe Suara</i></a> dihatiku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
*Klik <a href="http://satoesuara.blogspot.com/" target="_blank"><i>Satoe Suara</i></a> untuk mendengarkan lagu ciptaan kakak.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-20194890225524920072015-05-15T23:53:00.000-07:002015-05-15T23:53:54.913-07:00Keyakinan Diri<div style="text-align: justify;">
Tak terasa sudah 3 tahun JP memilih belajar sendiri di Rumah. Selama itu pula aku masih mencari metode yang tepat untuk JP dan adik-adiknya. <span style="font-family: inherit;">Karena selama itu pula kami masih belum menentukan type pendidikan yang tepat bagi ketiga anak kami. Yah mau bagaimana lagi, memaksakan sesuatu yang tidak di suka anak malah akan memenjarakan anak dari ilmu itu sendiri. Maka peran dari orang tua adalah melakukan pendampingan dan mengamati setiap perkembangan per tumbuhan anak. Dalam keluarga kami, yang semakin terlihat dari hari ke hari adalah masalah pembentukan karakter anak yang paling utama.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Dari awal kami tidak memaksakan anak belajar akademis, kecuali anak sudah siap. Jadi lagu anak-anak "Bangun tidur" lah yang sering aku nyanyikan ke anak-anak. Tentunya dalam prosesnya pun tidak semudah menghafalkan lagunya. Perlu kesabaran dan komitmen kuat dalam melalui proses Ini tentunya. Dan karena melihat kenikmatan proses belajar anak-anak yang unik ini pun akhirnya kami t</span><span style="font-family: inherit;">anpa rasa canggung lagi, memastikan tidak menggunakan kurikulum apa pun. Anak-anak bebas belajar dengan apa adanya, yang membuat anak-anak nyaman dan bahagia. Hanya membutuhkan keyakinan diri untuk kami mendampingi anak-anak display kesibukan kami menjadi toko.</span><br />
<span style="font-family: inherit;"><br /></span>
<span style="font-family: inherit;">Selamat belajar anak-anakku... Kami disini untukmu.</span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-59614507943102799812014-07-10T20:29:00.001-07:002014-07-11T20:14:50.091-07:00Belajar Kecewa<div style="text-align: justify;">
Pagi ini kami bangun pagi dari biasanya, karena bener-bener hampir 1 bulan penuh kegiatan kami dirumah seperti tidak ada berhentinya, yang berakhir dengan pesta liburan bersama #Kawan Kita - Teman Edukasi (Komunitas para guru muda di Bali). Nah baru inget deh tuh, JP berjanji menceritakan kegiatannya full 4 hari itu diakhir minggu lalu. Walaupun sempat terjadi tragedi JP digigit anjing yang baru saja beranak, hal ini tidak memutuskan semangat anak-anak dan akhirnya JP, Kay dan sepupunya selesai menyelesaikan kegiatan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzoKxf_1CLqXItAFfMZzVf8ukdYYgyeX3Bsc2j3_iYypZpiThICsEFFUOYqlnhxtFfV5o35NFdrtacBqvTDaxQ67Zc8fhxj4dBK0hsHk8cvSl22ThGOsFwgem94zk1or7TBZ7T2NHHiWB6/s1600/Kecewa.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzoKxf_1CLqXItAFfMZzVf8ukdYYgyeX3Bsc2j3_iYypZpiThICsEFFUOYqlnhxtFfV5o35NFdrtacBqvTDaxQ67Zc8fhxj4dBK0hsHk8cvSl22ThGOsFwgem94zk1or7TBZ7T2NHHiWB6/s1600/Kecewa.JPG" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Add http://magical-koinouta.blogspot.com</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pagi ini, </div>
<a name='more'></a>JP mengawali bangun tidurnya dengan menyelesaikan laporan dagangannya. Sebenarnya dua hari lalu JP mendapat pelajaran baru mengenai pencatatan buku stok barang, bagaimana mencatat barang masuk, mencatat stok barang keluar, dan menghitung ulang sisa stok barang dagangnnya. Untuk mumbuat laporan penjualannya ini, Jp sudah biasa mengerjakan sendiri laporan ini, sesekali aku membantunya saat JP bertanya tentang beberapa hal seperti harga modal barang dagangannya yang baru juga yang lama tidak terjual.<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Proses berjalan dengan baik, JP sudah semakin fasih membuat laporan penjualannya. Akan tetapi kali ini ada yang berbeda dari reaksi setelah laporan penjualan itu selesai. JP datang sambil memelukku, "kali ini JP ga dapat untung ma. Uang hasil penjualan habis untuk bayar modal ke mama." Aku tersenyum sambil memeluknya. Untung sarapan sudah hampir selesai, ku ajak JP duduk dimeja makan sambil membantunya mengecek ulang laporan yang JP buat. Memang ternyata ada penjualan yang tidak tercatat pada laporan-laporannya terdahulu, sambil menjelaskan duduk permasalahannya ke JP. Hal ini terjadi karena JP memang belum diajarkan membuat buku stok barang. Jadi baru dua hari lalu JP bisa tau pasti barang mana yang terjual dan barang-barang apa yang masuk. Sehingga kali ini JP tidak mendapatkan keuntungan lebih banyak dari biasanya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Menurut seorang psikolog asal surabaya Om Toge Aprilianto, hal-hal seperti ini harus dikenalkan kepada anak-anak kita. Aku lupa secara teorinya, tapi kekecewaan ini akan menjadikan anak-anak lebih dewasa dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Apalagi hal ini terjadi dengan sesuatu yang dimulai dari keinginan anak itu sendiri, seperti yang JP alami.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
JP bisa menerima penjelasan yang aku berikan, walau sesekali masih terdengar se-segukkan tangis kecilnya. Oooh my sweet boy... Semoga pengalaman ini bisa menjadi bekal dimasa depannya nanti. Amiiiiiin....</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-83111096142123510802014-06-18T02:14:00.000-07:002014-06-18T02:14:44.040-07:00Masa Sulit Berbuah Indah<div style="text-align: justify;">
Dalam kehidupan kami ber-homeschooling yang paling utama bagi kami adalah bagaimana anak dapat dengan senang bermain dan bereksplorasi dengan bebasnya sehingga tanpa disadari mereka sedang belajar. Dimasa sulit kami, kami banyak memberikan anak-anak free time tanpa target dalam jangka waktu yang cukup panjang. Awalnya kami sangat khawatir, tapi setelah berkonsultasi dengan beberapa teman yang lebih dulu melakukan homescholing. Ternyata hal-hal seperti ini sah-sah saja untuk dilakukan, dengan alasan yang sangat enteng terdengar ditelinga dan sulit untuk diterima bila kita tidak dalam kondisi yang kami alami. Bukan meminta untuk mengalami kesulitan dulu baru paham juga ya, tapi untuk kami dengan cara seperti ini baru memahami bahwa homeschooling itu betul-betul flexible. Karena kita tidak tergantung pada siapa pun, pada apapun. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada saat kami memutuskan untuk</div>
<a name='more'></a> menitipkan anak-anak di rumah orang tua kami, kami hanya berpesan, bahwa apapun yang akan terjadi adalah sebuah proses kehidupan yang harus sama-sama dilewati. Dengan hidup terpisah, kami mengharapkan anak-anak menjadi pribadi yang lebih mandiri seperti yang sudah kami ajarkan kepada anak-anak selama tinggal bersama kami. Anak-anak akan tetap belajar dirumah seperti saat bersama kami, sekalipun dianggap tidak melakukan apapun juga oleh lingkungan dan bosan dirasakan, hal itu tetap harus mereka lalui dengan merasakan dan menerima dengan ikhlas. Tentunya orang tua kami memiliki kegiatan lain diluar rumah dan tidak bisa mendampingi anak-anak belajar seperti yang kami lakukan, oleh karena itu kami mensiasati dengan mengikutkan anak-anak beberapa kegiatan extra-kulikuler sebagai obat menghilangkan rasa bosannya dengan bersosialisasi dengan teman-teman sebaya. Hal ini sangat wajar untuk dilakukan dan efeknya sangat membantu semangat belajar anak-anak dan menghilangkan rasa bosannya.<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGKict0m5SKzk_T5f5AUmxUx1XiLNCDwwmpn-jf2494HZDOVqG5i_EhL3Qea0_erj5QcqtMjsK8XenxHJ5k5RllEQTfDRZ_ccTNKhZai6tz3Jyg9hCbj2ekCxhB8S70jCZKVr3-VX1yGtd/s1600/photo.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjGKict0m5SKzk_T5f5AUmxUx1XiLNCDwwmpn-jf2494HZDOVqG5i_EhL3Qea0_erj5QcqtMjsK8XenxHJ5k5RllEQTfDRZ_ccTNKhZai6tz3Jyg9hCbj2ekCxhB8S70jCZKVr3-VX1yGtd/s1600/photo.JPG" height="320" width="320" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Setelah badai berlalu pun, kami merasa bersyukur bahwa anak-anak sama sekali tidak merasakan adanya badai itu hadir ditengah-tengah mereka. Terlihat dari belum ada satu bulan kami kembali tinggal bersama, tiap harinya anak-anak haus akan hal-hal yang pernah kami berikan dulu juga minta kami menyediakan beberapa modul belajar yang baru mereka ingin pelajari. Jadi setiap hari kami dikejar anak-anak untuk memberikan mereka materi-materi pelajaran sampai kami kewalahan, tetapi kami senang dan itu yang menyembuhkan kami dari luka-luka yang pernah ada. Kami melihat anak-anak jauh lebih siap menerima kondisi sesulit apapun itu, dan kembali menikmati masa kanak-kanaknya bersama kami. #Semoga</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-82298322899285025072014-06-17T02:11:00.000-07:002014-06-17T02:11:03.669-07:00Pelajaran Hidup<div style="text-align: justify;">
Hidup itu seperti panggung sandiwara dalam lagu Iwan Fals, seperti roda berputar kadang diatas kadang dibawah kalau kata banyak orang bijak, atau seperti film the Matrix yang semua ternyata sudah di program dalam sebuah chip yang tertanam di kepala kita. Dulu tidak ada telp sebagai alat komunikasi, sekarang orang pun bisa meeting hanya dengan sebuah handphone. Dulu orang malu menceritakan tentang pengalaman buruknya, sekarang hal buruk malah banyak ditayangkan dan menjadi tontonan paling hits di media elektronik. Apakah semua ini suatu kebetulan yang terjadi di dunia ini? Coba dikoreksi bila salah, karena semua orang punya hak untuk bicara tentang deskripsi kehidupannya masing-masing. Semua deskripsi diatas menurut kami betul, karena Hidup itu benar panggung sandiwara, karena kehidupan itu kadang senang kadang susah dan semua itu sudah diatur sempurna oleh yang maha Esa sang pencipta sesuai kemampuan masing-masing ciptaannya.<br />
<span id="goog_2033917656"></span><span id="goog_2033917657"></span><br />
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDdwwBdrNd_9zwOBBa3-hDFgzuHnkhoiEQDiEDQeTpnU2NRGcPcIbR_qX7WDUA3-3B2QcXRAYx4gtF0QkFkZOT2ReCUgbHhVu-AeFmD-DmeB_T5thQK2zUme6lXdqHCXCC-tjg16JHZU_w/s1600/image.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDdwwBdrNd_9zwOBBa3-hDFgzuHnkhoiEQDiEDQeTpnU2NRGcPcIbR_qX7WDUA3-3B2QcXRAYx4gtF0QkFkZOT2ReCUgbHhVu-AeFmD-DmeB_T5thQK2zUme6lXdqHCXCC-tjg16JHZU_w/s1600/image.jpeg" height="320" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">From a friend on Path</td></tr>
</tbody></table>
<br />
<a name='more'></a>Dalam kehidupan keluarga kami, kami baru menyadari bahwa kami belum dewasa sampai kami memiliki 3 anak yang ganteng dan cantik-cantik (menurut kami). Bukan suatu hal yang memalukan untuk diakui, karena kami menerima semua ini sebagai proses kehidupan. Kami sangat menikmati waktu kami ini seperti sebuah cerita dari seorang biksu asal inggris Ajahn Brahm, bahwa kita harus menerima ketidak sempurnaan diri kita dengan lapang, dan mampu melihat diri kita yang lain diluar dari kesalahan-kesalahan yang pernah kita buat.<br />
<br />
Dari background kami yang berbeda, kami mencoba menyatukan dan memperbaiki apa yang kurang dari kami berdua. Kehidupan kami sangat bertolak belakang. Kadang suka merasa malu dan minder bila melihat banyak pasangan muda sudah lebih prepared dalam menata kehidupan berkeluarga diusia yang sangat muda, sedangkan aku dan suami baru kembali menata hal itu dimana sudah ada buntut 3.<br />
Sering bertanya pada diri, haruskah kami malu? haruskah kamu takut untuk melangkah? Haruskah...? Haruskah...?<br />
Ya perlu merasakan hal malu, ya perlu merasakan takut, ya perlu untuk merasakan bersalah dan rasa yang timbul berkecamuk dalam hati. Tapi tidak menjadikan diri kita seorang yang pemalu, penakut, bersalah dan rasa-rasa lain yang ada dalam diri. Karena semua itu tidak pernah kami rencanakan untuk terjadi dan bukan suatu hal yang kami harapkan untuk terjadi. Kami hanya merasa sangat bersyukur untuk tetap bisa bersama menjaga keutuhan keluarga kami sampai detik ini.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiptpd_gAjx3ZZHGf6KQqHBTlb5N4P4k_U2PQJvKlH-bS4OEJs3vGyyIujXk28Dxq0_DpPq9zAFOo-pwziBub0u9Ogl0aVNMpqFquhknDlZkHsDe2SsKPyJ5tQe0SS-pk6V_Fz1YMioXxBy/s1600/image-1.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiptpd_gAjx3ZZHGf6KQqHBTlb5N4P4k_U2PQJvKlH-bS4OEJs3vGyyIujXk28Dxq0_DpPq9zAFOo-pwziBub0u9Ogl0aVNMpqFquhknDlZkHsDe2SsKPyJ5tQe0SS-pk6V_Fz1YMioXxBy/s1600/image-1.jpeg" /></a></div>
<br />
Tentunya sulit bagi orang lain untuk bisa menerima bulat-bulat reaksi dan sikap yang kami berikan, tapi kami selalu mencoba menghadapi semua dengan senyuman sekalipun itu terasa berat. Tapi kami kini sudah bisa menertawakan setiap kejadian itu satu persatu, dan menemukan kedamaian itu ditengah ketidak sempurnaan yang kami miliki.<br />
Adakah yang tau arti damai sesungguhnya? Indah sekali bila bisa menemukan kedamaian itu, dimana ditengah permasalahan yang ada dan ketidak tentuan kehidupan ini. Kami menemukan kedamaian itu bersama anak-anak, melihat mereka menjalani hari-harinya dengan begitu ringan tanpa beban. Tanpa memikirkan apa yang akan terjadi esok. Melihat ana-anak dapat menerima kekurangan kami, orang tuanya dalam mendampingi proses belajar mereka setiap hari, sangat luar biasa. Mereka benar-benar sumber inspirasi pelajaran kehidupan bagi kami. Mensyukuri hari-hari yang kami jalani, sudah menjadi berkat luar biasa bagi kami. Karena pengampunan dari rasa bersalah hanya datang dari diri sendiri, bukan orang lain. Bila kita sudah bisa membiarkan rasa bersalah itu berlalu selamanya...<br />
<br />
#mengawalimelawanrasatakutdalamdiri</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-20542573342319307722014-05-29T03:31:00.002-07:002014-05-29T03:31:58.907-07:00Menjadi Keluarga Berbeda<div style="text-align: justify;">
Bukan suatu keterlambatan bila kami memahami apa yang terjadi dalam keluarga kecil kami, tapi dalam berhomeschooling memang tidak pernah ada yang ditargetkan. Lari ditempat seperti suatu yang dilumrahkan bila saja kekacauan dalam keluarga itu terjadi. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kekacauan dalam sebuah keluarga, bukan yang diharapkan terjadi oleh setiap keluarga pada umumnya. Tetapi bila itupun terjadi, diharapkan semua anggota keluarga yang ada didalamnya dapat menyadari dan memahami. Dan selanjutnya sama-sama belajar mengendalikan diri atas kekacauan yang terjadi. Sehingga timbul kesadaran utuh dalam menyikapi situasi yang terjadi.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<a name='more'></a>Yang kami alami, sangat diluar pemikirian manusia biasa. Dan pastinya dalam kehidupan sosial yang sudah terjalin sebelumnya, banyak sekali timbul paradigma-paradigma negatif ketimbang yang positif. Itu lumrah saja terjadi, dan tak dapat kami hindari. Dan tentunya kami menyikapi dengan membiarkan semua mengalir bagai air, sampai waktu yang menentukan dimana air ini akan bermuara.<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_QRj414cmuSBK0LSwXL93Dv0lJomNr4Phfp_jy8DxW8bXWJPLKsiq08DniugmT4WA0ymenumHUhYNxLF7dQN7VPvO3AYHqyAPWV-5l1lElZD73LtD4eJv_W22IUyX9lMtWskXHfKah25o/s1600/1cd42cf60.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_QRj414cmuSBK0LSwXL93Dv0lJomNr4Phfp_jy8DxW8bXWJPLKsiq08DniugmT4WA0ymenumHUhYNxLF7dQN7VPvO3AYHqyAPWV-5l1lElZD73LtD4eJv_W22IUyX9lMtWskXHfKah25o/s1600/1cd42cf60.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">http://www.indocell.net/yesaya/id777.htm</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Didalam proses naik turunnya pergumulan kami, berhubungan dengan tanggung jawab terhadap buah hati kami. Kami merasakan Kasih Nya yang luar biasa, sehingga kami diberikan waktu untuk bisa lebih mematangan proses pendewasaan kami sebagai orang tua. Semakin merasa spesial-lah kami dihadapanNya, ketika betul-betul merasakan kehadiran-Nya dihari-hari terakhir penghakiman itu datang. Dengan begitu indahnya, Dia datang memberikan yang Terbaik bagi kami sekeluarga.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sungguh menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kami sekeluarga dapat melalui semua ini dalam Kasih Nya yang Setia.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari tulisanku diatas, aku berharap bisa semakin memberikan inspirasi bagi teman-teman semua, bila tidak menjadi suatu hal yang penting mohon diabaikan.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-1006881478406860322014-05-16T23:48:00.000-07:002014-05-16T23:52:27.997-07:00Keluarga Homeschooling Kami<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCLVnC_OsL7EVs9TUfrmxn66EGhzSHAEiXYXiNTiRGmIYuqVkfTBFN6cuJqxNQnurGLJoY6rEfxeAvgH0hB-QIi-EujwIXSOqWcsz8hc3Co_DTYhihbDcWfajAyrAlaYSc5Czj8dzt0GJJ/s1600/image.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgCLVnC_OsL7EVs9TUfrmxn66EGhzSHAEiXYXiNTiRGmIYuqVkfTBFN6cuJqxNQnurGLJoY6rEfxeAvgH0hB-QIi-EujwIXSOqWcsz8hc3Co_DTYhihbDcWfajAyrAlaYSc5Czj8dzt0GJJ/s1600/image.jpeg" height="200" width="165" /></a></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sudah memasuki tahun ke-dua dari awal keluarga kami memutuskan untuk meng-homeschoolingkan anak-anak kami. Dimana banyak sekali hal-hal yang terjadi up and down dalam kehidupan kami dimasa itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Saat ini kami baru melewati fase terberat dalam kehidupan keluarga kami,<b> </b></div>
<a name='more'></a><b></b>yang tentunya secara tidak langsung berpengaruh terhadap semua irama kehidupan kami. Kami tidak menyalahkan kondisi yang kami alami ini kepada apapun, siapapun sekalipun pada kondisi. Kami hanya mencoba untuk tetap berpositif thinking bahwa semua ini pasti ada hikmahnya. Untungnya kami terlahir dari keluarga yang penuh Kasih bahkan terlalu sekali kasih yang diberikan (karena aku ada turunan orang jawanya masih aja bisa bilang untung, separah apa cobaan itu datang, hehehe...), yang kadang kalau kami berada dalam kondisi tertekan bisa salah mengartikan Kasih yang keluargaku berikan. Satu yang tak pernah lepas dan menjadi panutan kami selama masa sulit itu datang, adalah Kasih Tuhan yang merelakan anak tunggal Nya, Yesus, mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia.Yesus tidak pernah lelah menerima siksaan dan cacian dari siapapun. Dan semua luka siksaan Nya dalam perjalanan mencapai waktu penghakimanNya di kayu salib, membentengkan kami dari keputusasaan dalam menjalani kehidupan kami sehari-hari. Dan mengambil nilai positif dari semua yang kami alami.<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dimasa ini pun tidak jarang pertanyaan-pertanyaan, saran dan masukan dari berbagai pihak mengenai hal ini. Bahkan sampai membuat kami sering merasa tertekan yang teramat dalam karena Kasih itu sendiri. Lalu apa itu Kasih, kalau kasih itu membuat kami tertekan. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengutip bacaan Mazmur 103 menuliskan daftar “berkat” yang dicurahkan Allah kepada kita dalam kasih: Dia mengampuni segala dosa kita (ay.3), memuaskan kita dengan kebaikan (ay.5), menjalankan keadilan dan hukum (ay.6). Dia panjang sabar dan berlimpah kasih setia (ay.8). Dia tidak melakukan kepada kita setimpal dengan dosa kita (ay.10) dan telah menjauhkan pelanggaran kita sejauh timur dari barat (ay.12). Dia tidak melupakan kita! (santapanrohani.org/2013/07/29/apakah-%E2%80%A8kasih-itu/) </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Jadi apa itu kasih? Allah adalah kasih itu sendiri, dia setia mencurahkan Kasih Nya kepada kita umatnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sulit bila Kasih itu datang terutama untuk menjawab berbagai macam pertanyaan tentang masa depan anak-anak. Salah satunya “Bagaimana dengan pendidikan anak-anak?” “Ntar, anak kamu bego.” “Sekolahkan saja”, macam-macam lagi lainnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk menjawabnya saja tidak ada kata-kata yang tepat untuk mendeskripsikan Kasih dalam kondisi kami saat itu. Banyak sekali pengorbanan yang musti kami ambil sekalipun anak-anak sendiri yang akhirnya menjadi korban, tapi itu pun kami biarkan terjadi dan anak-anak rasakan, karena hal ini menjadikan anak-anak tau arti kehidupan sesungguhnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Proses belajar anak-anak pun kami biarkan mengalir, tentunya yang sulit karena kami sendiri belum mengetahui berapa lama kondisi kami ini akan berubah. Bukan seperti kalau sedang dateline kerjaan saja, karena itu bisa saja dalam sebulan 1-2 kali terjadi. Tapi kondisi kami ini bisa terhitung waktu yang tak terhingga, seperti benar-benar mengikuti roda bumi berputar, tersiksa... sangat tersiksa yang kami alami. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dari titik yang paling rendah ini, Kuasa Kasih itu bekerja. Dimana kami mengajak anak-anak untuk memahami bahwa Kasih Tuhan itu sungguh luar biasa. Sekalipun kita gagal dalam kehidupan Tuhan tidak buta, selama kita tetap setia akan Kasih yang Tuhan ajarkan kepada kita pasti Kemenangan itu akan datang. Dan itu janji Tuhan kepada kita anak-anaknya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tentunya, tidak semudah yang terlihat. Tapi anak-anak mengalami pelajaran yang luar biasa dengan setiap kejadian yang kami alami sehari-hari. Rasa sedih karena harus mengalah dari adiknya dan rasa senang karena bisa dapat mainan baru, semua bisa dinikmati dengan amat sangat luar biasa oleh ke-tiga buah hati kami. Tanpa melupakan untuk selalu mensyukuri segala yang Tuhan berikan dan menghargai proses kehidupan itu sendiri yang dapat berubah setiap saat. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Untuk kami, orang tua, semakin yakin bahwa meng-homeschooling kan anak-anak kami adalah cara terbaik bagi anak-anak kami untuk menjadi manusia yang siap dalam kondisi kehidupan apapun.
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-16155929956986482172013-09-09T19:52:00.000-07:002013-09-09T20:18:55.308-07:00JP Project KreatifitasDenpasar, 18 Juni 2013<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj53pvVvIJrICkHwzKRmUDA6VlFdLOBAtMgKv1ZYXY2X94LpdIEOSj0Ll7Z6vQz3rj8x-ZajDUBxCYsmmqdF3Ern0T80V-1CrKQOXy4JiEPSbTDpYXSq47F55jBOjuCCnL32rQvt83dQzwm/s1600/Fotor0910103937.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj53pvVvIJrICkHwzKRmUDA6VlFdLOBAtMgKv1ZYXY2X94LpdIEOSj0Ll7Z6vQz3rj8x-ZajDUBxCYsmmqdF3Ern0T80V-1CrKQOXy4JiEPSbTDpYXSq47F55jBOjuCCnL32rQvt83dQzwm/s320/Fotor0910103937.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Projek Kreatifitas JP terinspirasi karena JP selalu taruh di meja semua peralatan menulisnya dari kaleng-kaleng bekas permen yang di beli nya, ku ajak JP mencari kegiatan dari searching kira-kira adakah sesuatu yang bisa dibuat untuk menyelesaikan masalah penyimpanan alat tulis di area belajar JP.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Kami mencari dan menemukan cara pembuatan rak pensil dengan menggunakan gagang es krim. Dasar anakku suka sekali es krim, JP langsung berhitung jumlah es krim yang harus di beli dan dimakan untuk bisa membuat setumpuk rak pensil. hahaha... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ke esokan harinya, ku ajak JP ke toko buku dan mencari peralatan yang dibutuhkan untuk membuat rak pensil nya. Termasuk batang es krim yang sudah tersedia untuk kegiatan kreatifitas, bahkan ada yang sudah diwarna-warni. Sedikit kecewa JP, karena tidak jadi makan puluhan es krim. Setelah membeli peralatan kreatifitasnya, ku ajak dia beli 1 buah es krim. Tersenyum JP.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Projek Kreatifitas ini selesai dalam waktu 5 hari, dan inilah rak pensil baru kami.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-58254885545155919642013-09-09T19:30:00.000-07:002013-09-09T20:18:41.375-07:00Mixing TimeKuta, 30 Juni 2013<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgnA0zZWDcki69_T48NJR372eYcQPK1LSQxZ6lwR3vk6PyyqQ06T2rr6eoALihqWGOWPxAQ24InrrgVOE5fK8r6b6cvz1q_DO-SjxatRlMTYoTC53VA6Sza6gZOSAbVzDvD35UQskuyupM/s1600/Fotor091095359.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhgnA0zZWDcki69_T48NJR372eYcQPK1LSQxZ6lwR3vk6PyyqQ06T2rr6eoALihqWGOWPxAQ24InrrgVOE5fK8r6b6cvz1q_DO-SjxatRlMTYoTC53VA6Sza6gZOSAbVzDvD35UQskuyupM/s320/Fotor091095359.jpg" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ditengah suatu kegiatan orang tua mengikuti Cooking Class, ternyata tidak menutup kesempatan anak-anak untuk belajar. Kay dan Dede yang saat itu ikut menemaniku, terlihat senang dan asyik bermain dengan teman-teman sebayanya. Berlari-lari, main iPad, corat-coret materi cooking classnya, tetapi mereka tiba-tiba diam. Ternyata... oh ternyata... <br />
<a name='more'></a>mereka mixing syrup yang disediakan di lobby... ada dua rasa (aku sendiri gak tau rasanya, tapi manis banget.) tapi warnanya kuning dan merah. Dede yang bolak balik ke lobby minta aku ambilkan syrup nya, 'Tidak buat minum kok ma...'. Karena dede tau aku khawatir kalau muka ku sudah merengut-merengut. Ku berikan 1/3 gelas tiap syrup nya, dan tau apa yang dilakukannya... mencampurnya... 'Maaaa, jadi orange.." </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
kiss kiss Dede....</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-54992696457365334582013-09-07T01:56:00.000-07:002013-09-09T20:18:10.258-07:00Dede oh Dede... <div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Kamis, 27 Juni 2013</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5hdOmZY4p3FX2ZlOCAAFxfv0pLyIMD58Bxr-PgZTdxkk-tBTxbGqXUvnebhJ-Ve4DhdNRAKgVveT6TGT6eBj5CgmuK-vHAeaU7tTXeQ5Q0BnY4MyxhdMODWp6DC1uI-oUXzdjK7LgUBnV/s1600/Fotor0907164851.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5hdOmZY4p3FX2ZlOCAAFxfv0pLyIMD58Bxr-PgZTdxkk-tBTxbGqXUvnebhJ-Ve4DhdNRAKgVveT6TGT6eBj5CgmuK-vHAeaU7tTXeQ5Q0BnY4MyxhdMODWp6DC1uI-oUXzdjK7LgUBnV/s200/Fotor0907164851.jpg" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Seharian kami memang niat untuk membereskan rumah, dari cucian, mengganti sprei kamar, membersihkan debu disetiap sudut rumah, sampai ke kamar mandi. Anak-anak awal-awalnya saja membantu, setelah mereka bosan mereka asyik dengan apa yang menjadi minatnya. JP saat itu mengerjakan tugas rutin hariannya, Kay bermain boneka yang biasa dilakukan bersama dede. Tapi kali ini dede memilih untuk tidak bergabung. Begitu kucari kemana dede, dede sedang asyik duduk di meja riasku sambil melakukan sesuatu. Tidak langsung aku tegor, tapi aku perhatikan dari jauh dan <br />
<a name='more'></a>berusaha untuk tidak mengusiknya. Ternyata Dede sedang asyik menyusun semua barang yang ada diatas mejaku, tapi setelah semua tersusun rapih dede mengembalikan seperti semula ditemukannya dengan kondisi rapih.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ooh Dede, sudah tau apa yang harus dilakukannya dan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya.</div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-20568712171783876852013-06-30T01:15:00.000-07:002013-07-15T13:29:41.423-07:00What is StepMoM ...<div style="text-align: justify;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8iyqOvj2ohL5nznWiMY_6TjwW7Y16xgzRsH8MGFZJckjqArSM0kvsaNqy76DoI78YePSlvSJjm7czq7P9JLYB7OdJM7J86RyWApBSshC8hPPlao5qjrNtNnwcfvHCjHEe3AehjgNTs0op/s400/stepmom1.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8iyqOvj2ohL5nznWiMY_6TjwW7Y16xgzRsH8MGFZJckjqArSM0kvsaNqy76DoI78YePSlvSJjm7czq7P9JLYB7OdJM7J86RyWApBSshC8hPPlao5qjrNtNnwcfvHCjHEe3AehjgNTs0op/s200/stepmom1.jpg" height="150" width="200" /></a>Hahaha... Kaget gak sih dengar anak bertanya itu...?</div>
<div style="text-align: justify;">
Saya terus terang sempat berfikir menata kata-kata terbaik untuk menjawabnya, untung aku lagi disibukan nerangin tentang cerita "Sophia The 1st" ke dede... Jadi aku bisa minta "Time Break" ke JP yang sudah mulai kritis... Pertanyaan ini terulang saat kami menonton saluran TV Kabel, yg sebenarnya aku secara kebetulan menemukan film ini yang baru akan mulai tayang, dan aku sudah siap menjawab pertanyaan JP tentang apa itu StepMom...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3BBUNjRe-Eq0i6uyRSb61VefVgbvlKv4ZmaY84Z5E3kqAZyw4d5CgmzTDuFsVAs7553fZaAFOYX3fQMpG8Qnux7kBsxF3PZFR0Wn0ZH3ySaVvKveBf6phQFexoDHJQHQPaTc7CEd32p7a/s400/stepmom2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh3BBUNjRe-Eq0i6uyRSb61VefVgbvlKv4ZmaY84Z5E3kqAZyw4d5CgmzTDuFsVAs7553fZaAFOYX3fQMpG8Qnux7kBsxF3PZFR0Wn0ZH3ySaVvKveBf6phQFexoDHJQHQPaTc7CEd32p7a/s200/stepmom2.jpg" height="150" width="200" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Seperti dugaan saya, pertanyaan itu muncul... </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kenapa papa nya dan mama nya gak tinggal satu rumah?</div>
<div style="text-align: justify;">
Siapa perempuan yang tinggal dengan papa nya?</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Semua aku jawab dengan tenang dan santai, tapi yang buat aku kaget adalah pernyataan JP yang adalah kesimpulan JP tentangku. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-54481548098949741732013-06-24T01:13:00.000-07:002013-07-15T13:31:22.092-07:00Kids Accomplishment<div style="text-align: justify;">
Tidak terasa sudah 1 tahun JP dan adik-adiknya menikmati masa-masa belajar mandiri, dengan segudang pengalaman masa-masa transisi yang luar biasa buat kami. Melalui berbagai macam situasi baik yang menyenangkan maupun yang tidak menyenangkan dalam berhomeschooling, membuat kami paham lebih dalam lagi tentang proses belajar yang sesungguhnya. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Masing-masing anak berbeda-beda, tapi kami banyak belajar dari apa yang ada dikeseharian kami dan tidak men-target anak-anak dengan target pelajaran dan juga nilai. Goal kami tahun ini adalah memahami minat dan bakat anak-anak kami, dan membimbing anak-anak dalam pencapaiannya. Tentunya tetap menanamkan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang sopan santun dan ramah tamah, serta kekeluargaan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
JP dalam waktu 5 bulan menyelesaikan Math IXL first Grade, mencapai 95%. Harusnya JP sudah kelas dua, tapi aku tidak ingin mamaksakan JP karena IXL mengggunakan bahasa pengantar Inggris, kekhawatiran ku diawal sangat tidak beralasan. JP juga menemukan kenikmatan lain dalam dunia bahasa asing dan mulai tertarik untuk menambah kosa kata dengan cara menggambar kata-demi kata, kosa kata bahasa Mandarin. JP juga menikmati proses pengambilan gambar-gambar menggunakan camera di smartphone, lalu camera polaroid dan 2 bulan lalu aku berikan camera pocket digital untuk dapat mengambil gambar sebanyak yang diinginkan JP tanpa khawatir kehabisan film. Dari sini JP belajar sedikit banyak tentang kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alat yang digunakannya. Dan berminat suatu saat nanti ingin menjadi Movie Maker.Amin... JP juga terlihat tertarik dengan music dan lagu, menari juga dilakukannya sesekali. Mungkin ditahun depan akan kami tambahkan dalam kegiatan extra JP, yaitu mengenal alat music, latihan menyanyi dasar dan menari ala street dancer. Dipembentukan kepribadiannya, JP belajar banyak tentang apa itu komitmen dan belajar bertanggung jawab, dengan belajar memahami posisinya sebagai seorang kakak paling tua. Selain itu project JP tahun ini melipatgandakan uang sakunya tercapai, JP sudah bisa menambah uang jajannya dengan berjualan snack di CuteX walau belum paham betul arti Laba dan Rugi sebenarnya, karena masih suka kekeh kalau dikasi tau kenapa harus jual dengan harga yang diberitahukan. Buatnya<i> everything is </i>1000<i>, is enough</i>.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kay, tahun ini banyak kemajuan dalam kegiatan fisiknya. Kay mengalami kemajuan yang pesat dalam latihan renang, yang baru dimulai 2-3 bulan lalu. Kay terlihat lebih berani dan percaya diri dalam proses belajar renangnya. Kay juga menikmati Math IXL dan belajar membaca dengan Readingeggs. Walau masih mengalami kesulitan dalam membaca lancar, Kay sudah menemukan gayanya dalam menghafal setiap kata demi kata yang dibacanya tanpa mengeja dengan gerak dan tari. (sayang masih belum bisa publish video nya,karena panjang dan harus dilakukan proses pengeditan untuk mengurangi besar dari file tersebut. Masalahnya mama nya ini lagi pelajari di sela-sela waktu senggang, dan belum berhasil-berhasil. hikss hikss...)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dede, tahun ini mulai berekplorasi dengan motoriknya. Belajar sikat gigi sendiri, buka pakaian dan pakai pakaian dalam sendiri saat ingin ke toilet, dan memiliki style pakaian sendiri yang berbeda 180 derajat dari Kay yang more girly. Mungkin kami agak terlalu lama membiasakan Dede dengan menggunakan pampers, tetapi tidak membutuhkan waktu lebih dari 2 minggu bagi dede untuk beradaptasi tanpa menggunakan pampers. Dede, sudah bisa menyampaikan rasa ingin buang air kecil diwaktu yang tepat, karena keahlian Dede berkomunikasi begitu cepat berkembang dengan kosa kata yang sudah bertambah, sampai-sampai kami dibuatnya kaget karena Dede sudah paham arti kata "Menikah". Kalau makan sendiri, dede dari usia 2 tahun, sudah mantab dengan makan sendiri dan cara menggunakan alat-alat makannya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Maaf karena masih terpencar-pencar baik foto, certificate dan video nya di perlengkapan smartphone or camera digital kami. Juga keterbatasan saya dalam mengaplikasikan nya, kami harap sabar ya. Dan mungkin yang ada di kontak blackberry or berteman di twitter, facebook dan path sudah bisa melihat lebih cepat disana ketimbang di blogpage kami ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mohon do'a nya... Kami ingin berlibur dibulan july - agustus, tapi kami sudah mempunyai beberapa plan yang mungkin akan tetap kami pergunakan sebagai ajang belajar anak-anak.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Terima kasih oma Umi, Opa Jimmy, Mama-mama dan Papa-papa semua, adik-kakak sepupu dan oma-oma dan opa-opa keluarga besar Lohy, atas do'a dan dukungannya kepada kami disini sehingga kami bisa diberikan kesempatan dan waktu, untuk menggali potensi JP, Kay dan Dede. Semua tidak terlepas dari kesalahan yang kami perbuat, emosi dan rasa sedih yang kami alami, akan tetapi kami menikmati itu sebagai suatu proses yang bukan hanya anak-anak yang mengalami, tapi kami sebagai orang tua JP, Kay dan Dede belajar menjadi orang tua yang dewasa bagi anak-anak kami. Menjadi teman dalam membimbing mereka menghadapi dunianya dimasa depan. Amin.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-53118273086590030972013-06-16T23:38:00.000-07:002013-07-09T07:26:02.821-07:00Get Dirty Beibeh<div style="text-align: justify;">
Finally, KayKay dan Dede mau diajak berkegiatan terpisah dari JP yang masih konsisten mengikuti kontes OMG di <span style="color: purple;"><b><i><a href="http://www.disneychannel-asia.com/DisneyChannel/contest/OMG/" target="_blank">Disney Channel</a> </i></b></span>yang sudah memasuki minggu ke-3. Pendampingan buat JP sudah bisa mulai kami longgarkan, nanti kami akan share tentang tanggung jawab di blog JP yang akan kami buat dalam waktu dekat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Terinspirasi dari teman-teman, bahwa belajar bukanlah hanya harus selalu bersih dan teratur lagi seperti jaman kita kecil. Tetapi, belajar bagi anak usia dini juga bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan yang kotor-kotor sekalipun, baik untuk motorik dan sensoriknya. Memang kami bukan yang pertama, tapi kalau belum mencoba <i>you'll never know... the feeling... the touch... the bounding beetween you and your child... wow... so amazing the bonding... jiiiaaaaa... </i>(maaf suka sok agak kbule bule an, padahal bahasa inggrisku pas-pasan... hahaha...)</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kegiatan KayKay dan Dede, siang ini bereksplotasi dengan warna dengan membuat bahan untuk finger painting, cara membuat nya bisa klik <i><a href="http://emak2blogger.web.id/2012/02/09/membuat-finger-paint-playdough-sekaligus/" target="_blank">di sini</a></i>. Cara ini juga bisa buat playdough lho... Seru dan menyenangkan. Jadi harus makin semangat membuat kegiatan kreatifitas untuk anak-anak. Yeaayy...</div>
<div style="text-align: justify;">
(foto menyusul ya... xxixixixi...)</div>
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-22838704220957526562013-06-12T21:45:00.001-07:002013-07-09T07:26:19.191-07:00Dancing Reading<div style="text-align: justify;">
<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn2Oev3_Mq2zAvFFhcNyKSyBXNkz_LmhdkdMI3ph0ymP0Neh7Kl6OuBKXvMvYYaxccR1EzTHZQBh26k0xc1b-N1MP8dnu4Shcv1gozchpP-AFH_a-PNe77v9e_RcToXfJ3f-W-5_i8b71u/s1600/ID-10096376.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgn2Oev3_Mq2zAvFFhcNyKSyBXNkz_LmhdkdMI3ph0ymP0Neh7Kl6OuBKXvMvYYaxccR1EzTHZQBh26k0xc1b-N1MP8dnu4Shcv1gozchpP-AFH_a-PNe77v9e_RcToXfJ3f-W-5_i8b71u/s1600/ID-10096376.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Source: www.freedigitalphotos.net</td></tr>
</tbody></table>
<br />
Kay senang sekali menari dan menyanyi, sekalipun aku mengajaknya berlatih KayKay masih suka malu. Tapi bila aku sedang sibuk dengan kegiatanku, yang dilakukan Kay saat awbsueu adalah menari, menyanyi dan acting. JP pernah bilang kalau Kay ingin menjadi aktris terkenal. Kusambut dengan senyum bangga keinginannya itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tiba-tiba muncul ide untuk mempergunakan kesenangan Kay menari untuk membantu Kay belajar membaca, bukan mengeja... Membaca... hehehe...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
A : meloncat</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
BA : menggerakan perut ke arah depan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
CA : menggerakan tangan keatas dan jemari di gerakkan</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
DA : mendorong bokong ke belakang</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
TA : bergaya dengan menunjukkan jari jempol</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sayang saat ini belum mempunyai rekaman video belajar membaca KayKay, segera ya, pasti nanti akan dibuat dan akan di share. Karena Kay agak sedikit pemalu, dan masih belum mau kami dokumentasikan dan alasannya "belum hafal ma....." hahaha... Baiklah cantik...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-40596090595089492392013-06-10T22:08:00.001-07:002013-07-09T07:26:47.468-07:00Jenuh<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDWNxEAC82F-xvp_2BzfQXtBz4_iQ-e_A1ASlgBU613xEY2WUe0GL1YY6J6beVpbS7RFbED-QtbQ-Ax6dXzEDaSk7pq5sPgp9Q3zskSJGI81nxVO7gMjUuh9vy2gY1QrL0lGkty-C-88o1/s1600/ID-100152582(1).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjDWNxEAC82F-xvp_2BzfQXtBz4_iQ-e_A1ASlgBU613xEY2WUe0GL1YY6J6beVpbS7RFbED-QtbQ-Ax6dXzEDaSk7pq5sPgp9Q3zskSJGI81nxVO7gMjUuh9vy2gY1QrL0lGkty-C-88o1/s320/ID-100152582(1).jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source: www.freedigitalphotos.net</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
<b><i>Kejenuhan</i></b> bisa terjadi pada siapa saja, dimana saja dan kapan saja. Tidak luput juga dalam aktifitas homeschooling kami, dimana kami sebagai orang tua sering merasa anak tidak mengalami kemajuan apa-apa. Dan dimana kita sebagai orang tua mulai membanding-bandingkankan dengan anak-anak lainnya. Satu hal yang fatal bila hal ini terjadi, dimana kita sebagai orang tua harus sadar 1000% dimana anak-anak semua bergantung pada kita 24/7. Tapi manusiawi sekali bila kita sebagai orang tua akan mengalami kejenuhan, Ingat kita, 'Orang Tua' juga manusia...</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sharing kami tentang kejenuhan yang kam alami, adalah dimana saat ini kami sedang mensupport JP yang ingin mengikuti kontest OMG, pedampingan dari setiap acara yang ditayangkan tetap kami lakukan. Akan tetapi, efek dari 5 jam nonton Disney Channel itu, membuatku tidak bisa berfikir jernih. Kejenuhan itu ada, yang tentunya berdampak adanya tugas-tugas utama baik JP dan Kay, tertunda. Juga kegiatan luar rumah juga berkurang.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Apabila kita mengalami hal ini, hal yang terbaik dilakukan adalah <b><i>FreeTime</i></b>... </div>
<div style="text-align: justify;">
Bebaskan anak-anak juga kita orang tua melakukan hal-hal yang disukai, berapa lama? Bebas, kita sendiri yang menentukan. Tetapi tentunya jangan terlalu lama, sehingga tidak melewatkan moment-moment yang bisa mengembalikan semangat dan minat belajar anak. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Tapi <i>amazingly</i>, pada saat kita mau melakukan free time ini malah banyak sekali hal-hal yang <i>suddenly show</i> didepan mata kita. Anak kita luar dengan luar biasanya bisa memahami apa yang disampaikan kita, minta diajarin ini, minta diajarin itu... Padahal beberapa hari lalu mereka kesel bila kami minta melakukan yang baru saja mereka minta. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
</div>
<div style="text-align: justify;">
Mencoba untuk lebih sabar dan sadar itu sulit, mengeluarkan konsep sekolah dari kepala tidaklah semudah mengucapkan. Tetapi melihat kehebatan JP dalam berbahasa inggris, Kay berkreatifitas dan Dede mulai juga menyukai seni dan bermain hal-hal yang melatih motorik halusnya, membuat aku cukup lega dan paham tujuan dari kami berHomeSchooling.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-29140094211046728472013-06-03T22:20:00.001-07:002013-07-09T07:27:24.597-07:00Melatih Konsistensi dan Tanggung Jawab<div style="text-align: justify;">
Memasuki minggu kedua JP, mengkuti kontest OMG mulai terjadi beberapa hal yang lebih memerlukan pendampingan kami. Kami pahami alasan utama keikut sertaan JP dalam kontest ini adalah melatih konsistensi dan tanggung jawab JP dalam melakukan suatu komitmen dalam suatu tugas atau kompetisi.Sehingga kami hanya mendampingi tanpa memaksakan JP untuk memenangkan kontest ini. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br />
<a name='more'></a><br /></div>
<div style="text-align: justify;">
JP selama kontest ini belangsung tetap melakukan tugas-tugas utamanya, tetapi di minggu kedua ini JP mulai banyak gangguan dalam melakukan rutinitas utamanya dalam 5 minggu ini. Hal ini buat kami wajar dalam usianya, akan tetapi kami sebagai orang tua tetap mengingatkan komitmen yang dibuatnya diawal kontes dan selalu menjelaskan konsekuensinya. Walau ada beberapa yang terlewatkan, JP lebih lapang menerima konsekuensinya dan tetap mencoba mengikuti kontes ini dari hari ke hari.</div>
<br />
Terus semangat Kakak, dan tetap berusaha sampai akhir kontes ya...<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-89992218555130105782013-05-30T23:25:00.000-07:002013-07-09T07:28:35.581-07:00Belajar Dari Keseharian<table align="center" cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="margin-left: auto; margin-right: auto; text-align: center;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY8jdPDDOF93YWCPUEWlGkhyphenhyphenr90gtwvTPMsNUPrqbeS4yPbKSDa5XsMa-U0zo5HmbOlDMkyU2csyS6VTOhRmsoHz6RkLY_ld7L5iHx6gBoWB04S_l4yTVp7AGoBNqmHHLCLPhCdyxfGyCr/s1600/ID-10063645.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" height="212" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjY8jdPDDOF93YWCPUEWlGkhyphenhyphenr90gtwvTPMsNUPrqbeS4yPbKSDa5XsMa-U0zo5HmbOlDMkyU2csyS6VTOhRmsoHz6RkLY_ld7L5iHx6gBoWB04S_l4yTVp7AGoBNqmHHLCLPhCdyxfGyCr/s320/ID-10063645.jpg" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">source: www.freedigitalphotos.net</td><td class="tr-caption" style="text-align: center;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Belajar dari Keseharian, memang susah-susah gampang. Susah karena moment itu datang tiba-tiba, dalam kondisi yang tidak diperkirakan, bisa-bisa datang saat kita sedang dateline dengan pekerjaan kita atau saat kita sedang merasa baru bisa relax. Hahaha... bener banget seperti kata mas Aar dan mba' Lala, di webinar lupa sesi keberapa. Mau cerita pengalaman saya dengan anak-anak soal yang satu ini.</div>
<br />
<a name='more'></a><br />
<div style="text-align: justify;">
Kami sekeluarga suka sakali nonton TV, JP sudah 1 minggu ini ikutan acara OMG di Disney Channel. Awalnya kami hanya ingin mencoba konsistensi JP yang suka banget nonton,sambil berkompetisi. Sebab kontes OMG ini berlangsung cukup lama 5 minggu, dan ingin tau apakah JP nanti bisa menerima suatu kekalahan. Rupanya JP bukan main menikmati, walau aku ada beberapa film yang harus aku dampingi saat JP menonton. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Mengenai acaranya sendiri, ada 1 movie utama yang bagus dimana JP aku minta menceritakan kembali cerita dari film tersebut. Tetapi disamping itu, rupanya dalam memasukkan isi dari kontes OMG tersebut JP mempelajari tentang waktu, apa itu AM dan PM. Kini JP tau kapan jam 10 pagi itu jam 10am, dan jam 18.00 or jam 6 sore itu jam 6pm.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Yeeeyyy....!!!</div>
<div style="text-align: justify;">
#SemangatHS</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-9008162456855839842.post-16959330116672415872013-05-09T21:20:00.000-07:002013-07-09T07:28:20.167-07:00Ngotot... Ngotot... Ngotot aja kerjanya...<br />
<br />
Ngotot!! <br />
Ya, gitu deh...<br />
Mungkin sedikit agak frontal, tapi itu satu alasan kami mempertahankan Hak Anak untuk mendapatkan yang terbaik dikehidupannya. Tapi sesungguhnya kami tidak terlalu idealis serperti yang dipikirkan orang, sesungguhnya kami amat sangat flexibel mengikuti kondisi yang kami alami. Dan sering kami mendapat respon aneh dari lingkungan, awal agak khawatir, tetapi setelah terbiasa jadi lebih pinter meresponnya.<br />
<br />
<a name='more'></a><br />
<br />
Buktinya anakku sampai saat ini jarang sakit (karena kami Ngotot, kasi ASI Eksklusif), minimal semua lulus S1, JP lulus S2, KayKay S3 dan Dede hanya lulus S1, karena kondisi tapi ASI tetep sampai 2 tahun hanya Mpasi nya gak sukses. Semua hanya kami bisa lakukan karena kami banyak ngotot.<br />
<br />
Begitu pula kami juga merencakan metode pendidikan untuk anak-anak kami. Yang kami inginkan untuk anak kami, anak kami menjadi anak yang siap menghadapi kehidupan yang diinginkannya nanti. Panjang kalau kami cerita disini, tapi kira-kira begitulah awal dari semua pilihan yang kami ambil karena. Ngotot!<br />
Tetapi kami tetap tidak akan menutup mata apabila suatu saat nanti anak-anak kami ingin menimba ilmu di sekolah formal. Suatu saat pilihan itu akan kami artikan sebagai proses belajar anak-anak kami dalam menjalani kehidupannya kelak.<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/04376712733224067747noreply@blogger.com0