Thursday, July 10, 2014

Belajar Kecewa

Pagi ini kami bangun pagi dari biasanya, karena bener-bener hampir 1 bulan penuh kegiatan kami dirumah seperti tidak ada berhentinya, yang berakhir dengan pesta liburan bersama #Kawan Kita - Teman Edukasi (Komunitas para guru muda di Bali). Nah baru inget deh tuh, JP berjanji menceritakan kegiatannya full 4 hari itu diakhir minggu lalu. Walaupun sempat terjadi tragedi JP digigit anjing yang baru saja beranak, hal ini tidak memutuskan semangat anak-anak dan akhirnya JP, Kay dan sepupunya selesai menyelesaikan kegiatan ini.

Add http://magical-koinouta.blogspot.com

Pagi ini,
JP mengawali bangun tidurnya dengan menyelesaikan laporan dagangannya. Sebenarnya dua hari lalu JP mendapat pelajaran baru mengenai pencatatan buku stok barang, bagaimana mencatat barang masuk, mencatat stok barang keluar, dan menghitung ulang sisa stok barang dagangnnya. Untuk mumbuat laporan penjualannya ini, Jp sudah biasa mengerjakan sendiri laporan ini, sesekali aku membantunya saat JP bertanya tentang beberapa hal seperti harga modal barang dagangannya yang baru juga yang lama tidak terjual.

Proses berjalan dengan baik, JP sudah semakin fasih membuat laporan penjualannya. Akan tetapi kali ini ada yang berbeda dari reaksi setelah laporan penjualan itu selesai. JP datang sambil memelukku, "kali ini JP ga dapat untung ma. Uang hasil penjualan habis untuk bayar modal ke mama." Aku tersenyum sambil memeluknya. Untung sarapan sudah hampir selesai, ku ajak JP duduk dimeja makan sambil membantunya mengecek ulang laporan yang JP buat. Memang ternyata ada penjualan yang tidak tercatat pada laporan-laporannya terdahulu, sambil menjelaskan duduk permasalahannya ke JP. Hal ini terjadi karena JP memang belum diajarkan membuat buku stok barang. Jadi baru dua hari lalu JP bisa tau pasti barang mana yang terjual dan barang-barang apa yang masuk. Sehingga kali ini JP tidak mendapatkan keuntungan lebih banyak dari biasanya. 

Menurut seorang psikolog asal surabaya Om Toge Aprilianto, hal-hal seperti ini harus dikenalkan kepada anak-anak kita. Aku lupa secara teorinya, tapi kekecewaan ini akan menjadikan anak-anak lebih dewasa dalam menghadapi masalah-masalah kehidupan. Apalagi hal ini terjadi dengan sesuatu yang dimulai dari keinginan anak itu sendiri, seperti yang JP alami.

JP bisa menerima penjelasan yang aku berikan, walau sesekali masih terdengar se-segukkan tangis kecilnya. Oooh my sweet boy...  Semoga pengalaman ini bisa menjadi bekal dimasa depannya nanti. Amiiiiiin....

No comments:

Post a Comment